top of page

Gondang Sitolupulutolu, Khas Kultur-Historis Raja Silahisabungan

  • Writer: lintas dairi
    lintas dairi
  • Feb 8, 2021
  • 2 min read

Silalahi, Lintas Dairi - Setiap daerah pasti punya keunikan dan ciri khas masing-masing baik dari budaya, kebiasaan, alam dan musik tradisionalnya. Hal yang sama juga dimiliki desa Silalagi di kecamatan Silahisabungan. Sebuah desa di Kabupaten Dairi, yang letaknya dipinggiran Danau Toba ini juga punya keunikan tersendiri.

Selain Ulos (kain Tenun Batak) yang unik, yang berbeda dari Ulos Batak lain di kawasan lain disekitarnya, Silalahi juga memiliki keunikan tersendiri, yakni Gondang Sitolupulutolu.



Menurut Mosanda Tampubolon, salah seorang pemerhati budaya Batak dalam alun facebooknya menerangkan, Gondang Sitolupulutolu ini berbeda dengan Gondang Toba yang sering kita dengar. Taganing sebagai pembawa ritem, sarune bolon sebagai pembawa melodi dan ogung oloan, ihutan, panggora, doal sebagai pembawa iringan.



"Konon, lazimnya gondang sitolupulutolu ini di tampilkan pada Upacara Pesta Tugu Makam Raja Silahisabungan dengan Ulaon Hahomion di Jabu Parsaktian Tugu Makam Raja Silahisabungan, dilanjutkan dengan manortor gondang mula-mula, sombah, mangaliat, sitio-tio dan hasahatan dengan tujuan utama dari pesta tugu ini adalah mengenang atau penghormatan kepada leluhur Raja Silahisabungan dan mempersatukan kembali serta menjalin silaturahmi seluruh keturunannya" ujarnya di akunnya.



Mosanda menyebut, Gondang sitolupulutolu adalah perpaduan dari gondang Toba, Karo, Pakpak dan Simalungun. Dibandingkan dengan gondang Toba, gondang ini bentuknya lebih kecil, baik gondangnya ataupun sarunenya tetapi suaranya lebih nyaring dan khas. Sebab itu ketika upacara Malahat horbo (Menarik kerbau) diadakan ke hau borotan diiringi gondang Silahisabungan, maka kerbau itu akan kelihatan lebih liar. Sebaliknya kalau diiringi dengan gondang Toba maka kerbau yang mau digiring tampak lebih jinak.



"Makna gondang tersebut adalah sitolu gugung, sitolu harajaon, sisada hadirion. Berhubungan dengan alam kepercayaan yang dianut Raja Silahisabungan saat itu dimana dipercaya tiga alam dan tiga penguasanya yaitu: “Batara guru sebagai penguasa banua ginjang, Soripada sebagai penguasa banua tonga, dan Mangalabulan sebagai penguasa banua toru" kata pria yang juga seorang akademisi dan praktisi ini.


Mosanda menceritakan, Gondang ini diciptakan oleh Ompung Raja Silahisabungan dengan memaknai pengalaman hidupnya bahwa kehidupan ditentukan oleh tiga unsur yaitu Langit sebagai sumber pernafasan (udara), darat sebagai sumber makanan dan laut sebagai sumber air minum (air). Ketiga unsur tersebut dipercaya dikuasai oleh suatu kekuatan yaitu Mulajadi Nabolon. Kini, kata Mosanda, selain pada acara ritual adat, gondang ini lazim ditampilkan sebagai penghormatan untuk menyambut tamu-tamu VVIP.



Seiring perkembangan zaman,Keunikan dari kearifan lokal seni-budaya Silahisabungan (culture diversity) pemilik Tao Silalahi Naso Habangan Ni Lali, ini diharapkan tetap lestari menjadi aset dan nilai jual tinggi yang mampu memikat wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Danau Toba khususnya Silahisabungan Geosite Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TC UGGp). (Mos/red)

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2021 by Lintas Dairi. Proudly created with Wix.com

bottom of page